Laman

Selasa, 27 Desember 2011

penentuan asam lemak bebas

PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS
PADA MINYAK GORENG (ALB)

1.      TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan Asam Lemak Bebas pada minyak goreng dengan cara titrasi.

2.      RINCIAN KERJA
·         Standarisasi larutan baku KOH
·         Penentuan kadar asam lemak bebas pada CPO

3.      TEORI
Minyak kelapa sawit mempunyai perana penting dalam perdaganagan dunia. Berbagai industry, baik pangan maupun non pangan banyak yang menggunakannya sebagai bahan baku. Berdasarkan peran dan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya haru diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang melliputi kadar ALB,air, kotoran, logam, peroksida dasn ukuran pemucatan.
ALB konsentrasi tinggi dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya ALB ini  mengakibatkan rendemen minyak turun sehingga mutu minyak menjadi menuurun. Apabila kadar ALB pda CPO meningkat melebihi standar mutu yang telah ditetapkan mak CPO tersebut tidak dapt dijual. Hal ini menyebabkan kerugian pada perusahaan penghasil CPO.
Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan buah sawit di panen sampai tandan di olah di pabrik. Pembentukan ALB pada buah disebabkan  pecahnya membran vakuola ( yang memisahkan minyak dari komponen sel) sehingga minyak bercampur dengan air sel. Dengan dikatalisir oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa membentuk ALB dan gliserol. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak ALB yang terbentuk.
Reaksi hidrolisa pada minyak sawit:
                      O
CH2         O     C     R                                  CH2-OH
                      O                 Panas Air                                             O
CH      O       C     R                                  CH      OH       + R       C     OH
                      O         Keasaman Enzim               
CH2      O       C       R                               CH2-OH
Minyak Sawit                                            Gliserol            ALB


Penentuan ALB pada CPO menggunakan metoda titrasi asam basa, dengan menggunakan titran larutan KOH dengan indicator Thymol blue. Sebelumnya larutan baku distandarisasi terlebih dahulu dengan asam palmintat.

4.      ALAT YANG DIGUNAKAN
·         Neraca Analitis
·         Kaca arloji
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Buret 50 ml
·         Pipet Ukur 25 ml
·         Gelas Kimia
·         Labu takar 250 ml
·         Spatula
·         Pengaduk
·         Bola karet


5.      BAHAN YANG DIGUNAKAN
·         Minyak goreng sebagai cuplikan
·         KOH
·         Asam palmintat
·         Indicator Thymol blue
·         Aquadest

6.      LANGKAH KERJA
6.1  Standarisasi Larutan Baku KOH dengan Asam Palmintat
·         Membuat larutan 0,1 N KOH sebanyak 250 ml dalam labu ukur
·         Menempatkan di dalam buret 50 ml
·         Memipet 5 gram asam palmintat ke dalam erlnmeyer 250 ml
·         Menambahkan indikatormthymol blue
·         Mentitrasikan dengan KOH, Mencatat volume titran
·         Menghitung normalitas KOH

6.2  Penentuan Kadar ALB Pada CPO
·         Menambahkan 5 gram CPO di tempatkan di dalam Erlenmeyer 250 ml
·         Menambahkan 2-3 tetes indicator thymol blue
·         Titrasi dengan KOH sampai terjadi perubahan warna dari kuning bening menjadi kebiru-biruan.

7.      DATA PENGAMATAN
7.1  Standarisasi Larutan Baku KOH dengan Asam Palmintat
Gr Asam Palmintat
Volume KOH
1 gr
38,4 ml
1 gr
38,3 ml
1gr
38, 4 ml
Vrata-rata
38,36 ml

7.2  Penentuan Kadar ALB pada CPO
Gr CPO
Volume KOH
1 gr
27, 3 ml
1gr
26,6 ml
1gr
27    ml
VRata-rata
26, 967 ml


9.      ANALISIS PERCOBAAN
Sebelum melakukan penentuan kadar ALB dalam CPO terlebih dahulu melakukan standarisasi larytan baku KOH dengan asam palmintat, yaitu dengan membuat larutan 0,1 N KOH sebanyak 250 ml sebagai standar primer. Kemudian memipet 1 gram asam palmintat kedalam Erlenmeyer 250 ml sebagai standar sekunder. Setelah itu menambahkan indicator dan etanol larutan asam palmintat akan berwarna kuning bening. Kemidian mentitrasikan dengan KOH, sehingga diperoleh volume KOH :
Pada Erlenmeyer 1→Volume KOH yaitu 38,4 ml
Pada Erlenmeyer 2→Volume KOH yaitu 38,3 ml
Pada Erlenmeyer 3→Volume KOH yaitu 38,4 ml
Setelah titrasi dengan KOH warna larutan KOH, maka larutan asam palmintat yang warna awalnya kuning bening akan berubah menjadi kebiru-biruan. Kemudian setelah standarisasi selesai melakukan penentuan ALB pada CPO, yaitu dengan menambahkan 1 gr CPO ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan menambahkan 2-3 tetes indicator thymol blue setelah itu mentitrasi dengan KOH sampai warnanya kebiru-biruan.


10.  PERTANYAAN
1.      Dari percobaan zat apakah yang merupakan standar primer, standar sekunder, analit dan indicator.
Jawab :    Standar primer         : KOH
                Standar sekunder    : Asam Palmintat
                Analit                      : CPO
                Indicator                  : Thymol blue

2.      Tuliskan standar primer yang digunakan pada titrasi asam basa.
Jawab : Na2CO3, NaB4O7, KH(IO)2, KHP, NaOH

11.  KESIMPULAN
·         Penentuan ALB pada CPO menggunakan metode titrasi asam basa dengan titran KOH dan indicator Thynol blue, yang sebelumnya larutan baku KOH distandarisasi terlebih dahulu dengan asam palmintat.
·         Pada standarisasi 1 gr asam palmintat yang ditambahkan etanol  berwarna kuning bening berubah menjadi kebiru-biruan setelah di titrasi dengan KOH.
·         Dari percobaan diperolrh volume rata-rata KOH yang dibutuhkan untuk standarisasi (titrasi) adalah 38,36 ml, sedangkan volume rata-rata KOH yang dibutuhkan untuk penentuan kadar ALB pada CPO adalah 26, 967 ml.
·         % ALB yang didapat yaitu 70, 249 %.
·         Normalitas KOH adalah 0, 1016 grek/ml



DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratirium Kimia Analisis Dasar,Jobsheet”Penentuan Asam Lemak Bebas
Pada Minyak Goreng (ALB)” Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Kimia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar